Teriring salam rindu untuk seseorang yang telah Allah panggil beberapa tahun silam, semoga Allah mengampuni segala dosanya, memuliakan tempatnya, menerima semua amalan Bapak ku dan diberikan tempat yang paling mulia yaitu di jannah-Nya..
Ketika satu masa yang memberikan banyak kenangan, hanya diibaratkan satu musim. Pertemuan dan perpisahan, apakah setiap kejadian selalu ada klausal, yang sebenarnya itulah yang tidak bisa dipersiapkan untuk jiwa dan diri ini. Namun, ku yakin setiap hal yang tidak bisa nampak dan tak sesuai, dan tanpa ku sadari semua itu telah Allah tulis , dan kehendaki. Tak ada yang dapat mencegah nya..
Saat ini, disaat ku tersadarkan akan kehidupan, membuat ku sadar bahwa kita hanya mampir di dunia ini, seperti berteduh di bawah pohon saat hujan, dan kemudian melanjutkan perjalanan..
Ikhlaskan kenangan
Saat senja mulai memerah, tersenyum di selimut awan mendung
Isak tangisku tak terbendung,
Teringat kenangan lamaku bersama Bapakku.
Saat itu bintang-bintang menemani kebersamaan terakhirku bersamanya
Ditemani makan malam yang tak bisa kulupakan
Malam itu kau ulurkan tangan, memberi beberapa lembar untuk uang jajanku
Dan memberiku sebuah nasehat “teruslah jadi anak solehah dan bersyukur”
Setelah itu aku tertidur pulas…
Tak ku dengar jeritannya ..
Pagi itu aku terbangun
Dan ku lihat Bapakku sedang tertidur tak berdaya
Aku bertanya “Apa yang terjadi dengan Bapak?”
“ia terjatuh tadi malam disaat hendak mengambil air wudhu” jawab kakakku
Lantunan ayat-ayat Allah terus mengaliri dari mulut kakakku.
Di depan pintu akupun berucap dalam hatti
Semoga Allah memberikan kesehatan untuk bapakku.
Akupun pergi dan pamit dalam hati
Ku melangkah berniat mencari ilmu
Dalam setiap langkah, selalu ku panjatkan do’a untuk bapakku
Pagi itu, bukan pagi indahku
Hatiku berfirasat, jemput kakakku ke sekolah semakin meyakinkan firasatku
Apakah ini, yang dinamakan hati nurani seorang anak
Akupun melangkah pulang..
Beberapa meter kejauhan dari pandanganku
Ku lihat bendera kuning, berkibar di depan rumahku.
Kakakku pun memeluk erat
Saat itu aku terhempas di sudut pagi pilu
Terkulai, dan tenggelam dalam laut air mata haru
Dua jam lalu, aku masih melihat Bapak tertidur tak berdaya
Namun,,, kali ini ku melihat bapak tertidur kaku..
Astagfirullah… astagfirullah..
Aku bertanya “Apa yang terjadi dengan bapak?”
“bapak telah kembali kepada illahi Rabbi,
Tertidur dalam mimpi indah di sisi Sang illahi”
jawab seorang istri yang rela ditinggal sang suami tercinta,
kulihat ibu begitu terpukul sambil bercucuran air mata kesedihan dalam keikhlasan
Hanya sebelas tahun aku bersamanya
Kehangatan kasihnya tak dapat kurasakan kembali
Ketegasan ucapannya tak dapat kudengar kembali
Ketulusan belainya tak dapat kunikmati kembali
Namun, semua itu akan ku simpan dalam halaman-halaman terindah
Dalam fikiran dan hatiku
Bapak…
Sekarang,, anakmu telah dewasa..
Tujuh tahun bapak telah meninggalkanku
Namun, bapak akan tetap jadi cahaya dalam setiap hatiku
Dan penerang dalam jiwaku
Akan ku ukir nasehatmu dalam hidupku
Tujuh tahun lalu, engkau beri senyum terindahmu
Diterakhir kebersamaanmu, niatmu tetap begitu indah.
Tak kan ku lupa bimbingmu kepadaku dalam mengeja lafadz-lafadz firman-Nya,
Di dalam shalat malam
Dan diterakhir hayatmu, bapak.
Engkau masih ingin menjalankan kebiasaan indahmu.
Bapak, damailah ruhmu dalam kebahagiaan dan kemuliaan di sisi Allah
Memilih mihrab terindahmu disisi-Nya
Dan merebahkan jasad dalam sajadah dambaan.
Andai engkau masih menikmati udara bumi
Ananda selalu menanti, karena senyummu abadi dihati
Namun,, kini engkau telah pergi berkelana ditaman illahi
Ananda ucapkan selamat menikmati perjalanan indah, bapak tersayang
Jangan lagi berpaling kebelakang,
Karena kami telah ikhlaskan…
Semoga kita dapat bertemu kembali, berkumpul di jannah-Nya
Amin..amin ya Rabal’alamin
oleh :seorang putri yang rindu akan kenangan.Maret 08
Jumat, 20 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar